Minggu, 24 April 2011

Baru US, Bandarlampung Memprihatinkan

Salah satu contoh bocorannya
BANDARLAMPUNG – Baru pelaksanaan ujian sekolah (US), Bandarlampung sudah sangat mengkhawatirkan. Pasalnya bukan hanya terjadi kesalahan pada soal US SD. Tetapi juga berembus kabar beredarnya kunci jawaban selama pelaksanaan US SMP yang berlangsung satu minggu terakhir ini. 



    Hal itu berdasarkan pengakuan beberapa guru SMP di Bandarlampung. ’’Kecurangan ini akibat kepanikan pihak sekolah, guru, dan siswa setelah berubahnya format kelulusan siswa yang selain dari nilai UN juga nilai US,” ujar salah satu guru SMPN 9 Bandarlampung yang enggan disebutkan namanya kepada Radar Lampung kemarin (8/4).
    Kecurangan tersebut, lanjutnya, terjadi pada mata pelajaran yang selain di-US-kan juga di-UN-kan. Yaitu bahasa Indonesia, matematika, bahasa Inggris, dan IPA. ’’Saya kira ini tidak hanya terjadi di sekolah tempat saya mengajar, tetapi juga di sekolah lainnya,” ujar dia.
    Modus yang dilakukan dalam kecurangan tersebut, lanjutnya, cukup bervariasi. Salah satunya, kepala sekolah memanggil guru mata pelajaran bersangkutan untuk menjadi tim sukses. Lalu memerintahkan kepada guru tersebut untuk mengerjakan soal. Setelah dikerjakan, jawaban dibagikan ke siswa via SMS dengan sebelumnya semua siswa dimintai nomor HP-nya.
    Di beberapa sekolah lain, siswa-siswi sudah mendapatkan kunci jawaban sebelum pelaksanaan US. Hal ini dibenarkan salah satu guru SMPN 17 Bandarlampung yang juga enggan disebutkan namanya. ’’Saya tidak tahu mereka mendapatkan kunci jawaban dari mana?  Informasi dari salah satu siswa, mereka dapat dari sekolah lain,” ujarnya.
    Sayangnya, beberapa siswa baik di SMPN 9 maupun 17 tidak ada yang mau berkomentar. Bahkan terlihat ketakutan dan langsung berlalu ketika wartawan koran ini menanyai perihal beredarnya kunci jawaban tersebut.
Menanggapinya, Ketua Umum Forum Martabat Guru Indonesia (FMGI) Aswandi Bharawi, S.Pd. mengatakan ini akibat masih diberlakukannya ujian nasional (UN) yang penentuan kelulusannya dari pusat. Untuk itu, kembalikan penentuan kelulusan UN siswa ke sekolah masing-masing. Ini agar tidak terjadi kepanikan di kalangan pendidik dan siswa. Apalagi yang mengetahui kemampuan siswa adalah guru.
’’FMGI menolak UN karena ketidakvalidan nilainya. Coba sekarang lihat, baru US saja sudah begini (banyak kecurangan, Red), apalagi UN. Kalaupun ada yang mengatakan UN tahun ini lulus 100 persen, apa ya benar-benar murni,” tandasnya.
    Menurutnya, UN adalah sebuah proyek. ’’Jika ini terus dibiarkan begitu saja, pendidikan tidak akan maju dan mengalami kehancuran. Apalagi yang saya tahu, malamnya saja siswa sudah dapat jawaban. Kalau dikatakan itu sekadar isu, bagaimana bisa nilai rata-rata UN matematika di Bandarlampung delapan. Kan tidak mungkin siswa pintar dengan yang suka bolos atau jarang masuk sekolah nilainya sama,” tukasnya.
    Aswandi mengharapkan apa yang terjadi saat ini bisa menjadi intropeksi diri. Baik guru maupun pejabat pendidikan. Kemudian, Disdik turun langsung mengawasi, jangan hanya menerima laporan. “Kalau ditemukan kecurangam harus ditindak dan dihakimi. Karena dampaknya untuk ke depan tidak bagus,” ujarnya.
    Terpisah, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Bandarlampung membantah terjadinya kebocoran soal US. ”Memang banyak beredar kunci jawaban, tapi ketika dicek kembali banyak yang salah. Meskipun ada juga yang benar, tapi itu hanya sedikit,” ujarnya,” kilahnya.
    Kalaupun benar-benar ada atau terjadi, menurutnya ini jelas penyesatan dan pembunhan karakter siswa. Meski itu dilakukan untuk kemanusiaan. ”Apalagi sistem UN sudah baik. Tapi masalahnya, masih ada mental yang belum siap. Lalu akhirnya menggunakan jalan pintas, bukan kerja keras. Ini jangan terus diwariskan, kasihan anak-anak,” ujarnya.
    Sementara terkait error-nya soal US SD, khususnya pada matematika yang berlangsung Rabu (6/4), para kepala SD di Bandarlampung menolak untuk diadakan kembali US mata pelajaran tersebut. Sama seperti disampaikan Disdik kota sebelumnya yang menyarankan agar 17 dari 40 soal yang salah tersebut dibonuskan saja.
Kepala SDN 1 Kotakarang Helna misalnya menolak karena kasihan kepada anak-anak didiknya jika harus US kembali.
Demikian juga diungkapkan Kepala SDN 1 Sukarame Hj. Hermiati. Menurutnya, pihaknya pun pasti memikirkan langkah paling bijak bijak terkait kesalahan soal tersebut.

Sumber: http://radarlampung.co.id

0 komentar:

Posting Komentar